Disentil soal lembaga survei yang menggiring opini publik oleh netizen, Burhanuddin Muhtadi beberkan fakta mencengangkan.
Munculnya sentilan itu bermula dari pernyataan Rocky Gerung yang menyebut bahwa lembaga survei Indonesia dibiayai oleh World Bank. Pernyataan itu kemudian diluruskan Saiful Mujani yang menyebut bahwa pembiayaannya berasal dari JICA.
Belakangan muncul komentar dari netizen yang menyentil soal lembaga survei sebagai alat penggiring opini publik.
"Bukan elite politik kena tipu tp mereka menggunakan jasa kalian untuk menggiring opini...khianat sih kalo kata gw," tulis akun Laskar Pembasmi Bani Dunguiyah.
Baca Juga:Survei SMRC Soal Bacapres: Pemilih Kritis 82 Persen Suka Ganjar, Sementara Anies Hanya 68 Persen
Belakangan cuitan itu direspon Burhanuddin Muhtadi. Ia menyebut bahwa Anies Baswedan dulu merupakan bosnya di lembaga survei LSI.
"Mas Anies Baswedan itu pernah jadi bos saya di @LSI_Lembaga. Di antara partai yang relatif sering menggunakan jasa survei kami itu NasDem dan Demokrat, termasuk PPP-nya Mas Arsul. Masak mereka sekongkol dengan kami menggiring opini," ungkapnya.
Diketahui berdasar rilis hasil survei terbaru dari Lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) tingkat elektabilitas capres masih dinamis.
Dari survei yang dilakukan, untuk sementara, bakal capres PDIP Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang paling banyak disukai. Disusul oleh Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
"Di kalangan pemilih kritis, tingkat likeability Ganjar Pranowo 82 persen, Prabowo Subianto 80 persen, dan Anies Baswedan 68 persen," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani dalam rilis survei secara daring, Senin 5 Juni 2023.
Baca Juga:Ridwan Kamil di Atas Angin, Survei Elektabilitasnya Kalahkan Sandiaga Uno dan Erick Thohir
Selain itu, terungkap bahwa sebagian besar pemilih kritis telah mengetahui ketiga tokoh tersebut. Sebanyak 97 persen pemilih kritis sudah mengenal Prabowo, 91 persen mengenal Anies, dan 89 persen mengenal Ganjar.
Adapun survei ini dilakukan pada 30 hingga 31 Mei 2023. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 909 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.