Partai Golkar belum menentukan capres yang akan diusung dalam Pemilu 2024 mendatang. Nama Ketum Golkar, Airlangga Hartarto pun tidak begitu kuat untuk maju dalam Pilpres 2024.
Hal itu menjadi sorotan pengamat politik, Ray Rangkuti. Menurutnya bisa saja Golkar mendukung capres dari luar partainya. Bahkan keputusan Jokowi ikut menentukan arah Golkar di Pilpres 2024 mendatang.
Ray Rangkuti juga menjelaskan bahwa hasil Rakernas Partai Golkar dengan menyerahkan penentuan capres cawapres oleh Ketum Airlangga Hartarto, dianggap sebagai pelonggaran.
"Jadi hasil rakernas itu menunjukkan adanya kemungkinan lain terhadap keputusan Airlangga yang sebelumnya memberi kesan sebagai satu-satunya capres yang diusung Golkar," ujar Ray Rangkuti dikutip dari Suara.com, Senin (5/6/2023).
Baca Juga:Mengintip Capres yang Didukung Golkar pada Pemilu 2024, Airlangga Hartarto Minta Publik Bersabar
Terdapat tiga alasan kemungkinan Golkar memilih capres di luar partainya. Pertama elektabilitas Airlangga Hartarto sulit untuk menembus bursa capres dan cawapres.
"Elektabilitas Airlangga belum beranjak dari kisaran 5 persen. Ini jelas sangat tidak mendukung untuk upaya negosiasi posisi capres dan cawapres Golkar dengan partai lain," terang dia.
Alasan kedua, Golkar disebut telat untuk menaikkan elektabilitas partai dan berkoalisi dengan partai lain jika tak segera mengambil cadangan selain mengusung Airlangga sebagai capres.
Ketiga, rakernas Partai Golkar ini memberikan opsi mengusung nama lain selain Ketum Golkar, di mana Golkar masih berpihak bersama Presiden Joko Widodo.
"Maka kuat dikatakan koalisi yang dipilih Golkar adalah partai koalisi pendukung Ganjar atau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR)," terang Ray.