Ponpes Al-Zaytun Indramayu membuat heboh jagat media sosial (medsos) gara-gara mencampurkan shaf wanita dan pria saat salat Idul Fitri 2023.
Dalam gambar yang beredar, terlihat Shalat Idul Fitri yang dilakukan oleh Ponpes yang terletak di Desa Mekarjaya, Gantar, Indramayu ini tidak memisahkan saf antara kaum perempuan dan lelaki.
Tidak hanya itu, terdapat jarak yang besar antara para jemaah, sehingga membuat publik ramai menyoroti karena dianggap bertentangan dengan syariat Islam.
Namun itu bukan hal pertama Ponpes Al-Zaytun Indramayu membuat kontroversi.
Baca Juga:5 Alasan Pentingnya Kecerdasan Emosional di Kantor, Bikin Lebih Produktif!
Berikut ini sederet kontroversi Ponpes Al-Zaytun Indramayu dilansir dari Terkini.id:
1. NII dan Ponpes Al-Zaytun
Dilansir dari berbagai sumber, pada tahun 2002, Majelis Ulama Indonesia alias MUI pernah menyelidiki dugaan adanya hubungan antara Negara Islam Indonesia alias NII dengan Ponpes Al-Zaytun.
Pada saat itu, Ma’ruf Amin yang menjabat sebagai Ketua MUI membenarkan bahwa Ponpes Al-Zaytun telah menyimpang dari ajaran Islam.
"Terdapat penyimpangan paham dan ajaran Islam yang dipraktikkan organisasi NII KW IX. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara lain dalam hal mobilisasi dana yang mengatasnamakan ajaran Islam yang diselewengkan, penafsiran ayat-ayat Alquran yang menyimpang dan mengkafirkan kelompok di luar organisasi mereka," bunyi hasil investigasi MUI terkait Ponpes Al-Zaytun.
Baca Juga:5 Tips Make Up Tahan Lama untuk Kulit Berminyak, Anti Luntur Seharian!
MUI juga menemukan adanya hubungan antara jaringan terorisme NII dan Ponpes yang didirikan pada 13 Agustus 1996 itu.
2. Kasus Dugaan Pelecehan Seksual
Pada tahun 2021, mantan pegawai Ponpes Al-Zaytun melaporkan dugaan pelecehan seksual yang diperbuat oleh Panji Gumilang.
Adapun Panji Gumilang adalah pendiri dari pondok pesantren tersebut.
Djoemaidi Anom selaku pengacara mantan pegawai Ponpes Al-Zaytun mengungkapkan bahwa kejadian tidak senonoh yang menimpa kliennya terjadi pada tahun 2018.
Namun korban tidak berani melaporkan peristiwa ini lantaran mengaku terus diawasi secara ketat oleh Panji Gumilang.
3. Al-Zaytun dan Israel
Pada tahun 2012, pendiri Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang menjadi topik perbincangan publik lantaran mengaku ingin membuka hubungan diplomasi antara Israel dan Indonesia.
Hal ini disampaikan secara langsung oleh Panji Gumilang kepada Menteri Agama waktu itu, Suryadharma Ali.
"Kita doakan saja semoga hubungan diplomatik dengan Israel bisa lancar," papar Panji Gumilang.