Suara Joglo - Gunung Semeru masih begolak sejak letusan cukup besar akhir tahun 2022 lalu. Hari ini saja, gunung dengan ketinggian 3.676 mdpl itu telah mengalami 14 kali gempa letusan.
Kondisi ini tercatat selama periode pengamatan seharian ini, Rabu (05/04/2023), sejak pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Hal ini seperti disampaikan Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Lumajang Jawa Timur ( Jatim ).
Menurut Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Mukdas Sofian, seismograf juga mencatat kalau Mahameru mengalami satu kali gempa guguran.
"Seismograf juga mencatat Gunung Semeru mengalami satu kali gempa guguran dengan amplitudo 10 mm dan lama gempa 150 detik," katanya dikutip dari ANTARA.
Baca Juga:Blusukan ke Pasar, Krisdayanti Tenteng Tas Hermes Rp71 Juta Limited Edition, Begini Penampakannya!
Di samping itu, Gunung Semeru terekam mengalami dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 7 sampai 9 mm selama 65 sampai 69 detik dan tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 3 sampai 27 mm selama 40 sampai 100 detik.
Gunung api setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang itu masih berstatus Siaga atau Level III.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta warga tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak gunung.
Warga juga tidak diperbolehkan melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan hingga sejauh 17 km dari puncak karena area tersebut berpotensi terdampak awan panas dan aliran lahar.
"Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," kata Mukdas Sofian.
Baca Juga:Pasutri Wajib Tahu! Hukum Puasa Belum Mandi Wajib Hingga Subuh, Simak Penjelasan Buya Yahya
Selain itu, dia mengimbau warga mewaspadai dampak awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
"Terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat," katanya.
Ia menambahkan, potensi aliran lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan pun mesti diwaspadai.