Suara Joglo - Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan oleh Ferry Irawan kepada Venna Melinda kini telah memasuki babak persidangan perdananya di Pengadilan Negeri Kota Kediri, Senin (27/3/2023) lalu.
Agenda pada sidang perdana tersebut adalah pembacaan surat dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU). Dalam kesempatan tersebut terungkap berbagai hal di luar dugaan yang mengejutkan publik.
JPU membenarkan bahwa Venna Melinda sempat memukuli wajahnya sendiri saat percekcokan terjadi. Sebelumnya, hal tersebut pun pernah diungkapkan oleh Ferry Irawan sebelum resmi ditahan.
Namun, apakah darah yang mengucur dari hidung Venna Melinda itu diakibatkan oleh pukulan dari diriya sendiri seperti yang dituduhkan pihak Ferry Irawan?
Kronologi Lengkap Dugaan KDRT Sesuai dengan Isi Surat Dakwaan JPU
Kronologi dugaan KDRT yang dilakukan Ferry Irawan tersebut tercatat lengkap di dalam surat dakwaan yang disampaikan oleh JPU dalam persidangan.
Berdasarkan surat dakwaan tersebut, dugaan KDRT bermula ketika Venna Melinda menolak ajakan Ferry Irawan untuk melakukan hubungan suami istri saat keduanya menginap di salah satu hotel di Kediri.
Venna Melinda menolak ajakan sang suami lantaran kondisinya saat itu tidak fit. Sebab, asam lambungnya bermasalah. Selain itu, ibu tiga anak itu juga merasa capek karena melakukan perjalanan jauh.
JPU juga menuturkan pada saat itu, terjadi pula penghapusan pesan WhatsApp saat cekcok mulai terjadi. Venna pun menyesalkan percekcokan mereka terjadi dalam kondisi tersebut hanya karena tidak berhubungan suami istri.
Baca Juga:4 Cara Agar Khatam Alquran saat Ramadhan, Ada Trik untuk Cewek karena Haid!
Mendengar ungkapan Venna Melinda itu, Ferry Irawan pun sempat mencolek bagian tubuh Venna. Percekcokan tersebut pun rampung, sehingga Ferry sempat BAB dengan pintu kamar mandi yang tidak tertutup.
Kemudian pintu kamar mandi tersebut ditutup oleh Venna Melinda. Namun, gegara perkara itu, keduanya kembali melakukan percekcokan. Hal itu membuat Venna Melinda menangis sembari memukuli kepalanya sendiri sebanyak tiga kali.
Namun, emosi Ferrry Irawan justru tak terbendung. Kemarahan tersebut membuat Ferry mengangkat tubuh Venna Melinda ke atas tempat tidur dengan posisi terlentang.
Dalam posisi tersebut, Ferry memegang tangan Venna agar istrinya itu tak bergerak. Ia kemudian menempelkan dahinya ke bagian hidung Venna Melinda dengan sangat keras sekitar 5 menit.
Diperlakukan demikian, Venna Melinda merasa kesakitan dan berteriak. Kemudian Ferry melepaskan Venna. Politisi 60 tahun itu kemudian bangun dan hidungnya mengucur darah.
Saat Venna mencari HP-nya, Ferry Irawan menghalanginya. Begitu pula ketika Venna hendak menelepon dengan telepon kamar hotel. Melihat kondisi istrinya yang bercucuran darah, Ferry berusaha untuk membantunya.
Namun, niat tersebut ditolak Venna karena mengaku trauma dengan perbuatan suaminya. Venna kemudian keluar kamar dan bertemu degan petugas hotel dan meminta pertolongan untuk melapor kepada polisi.