Suara Joglo - Bulan Ramadan umat Islam dianjurkan banyak-banyak beribadah. Selain tarawih, biasanya ibadah yang banyak dilakukan umat Islam di Indonesia adalah tadarusan atau membaca Alquran.
Tadarus bisa dilakukan di berbagai tempat. Di rumah, di kendaraan, di kantor, dan di musala atau masjid. Nah, di Banyuwangi ada yang unik. Tadarus dilakukan di Masjid Agung Baiturrahman dengan membaca Alquran raksasa.
Kegiatan seperti ini rutin dilakukan saban tahun sejak 2010 lalu, pertama kali Alquran raksasa berada di masjid agung kebanggaan warga Banyuwangi tersebut.
Menurut Sekretaris Umum Yayasan Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Iwan Aziez Siswanto, tidak ada yang membedakan dengan tadarus pada umumnya. Hanya saja perbedaan ukuran Alquran yang dibaca.
Baca Juga:Soal Ancaman Sanksi FIFA ke Indonesia, Pengamat: Sepak Bola Kita Memang Sedang Tidak Baik-baik Saja
Namun, tidak banyak masyarakat yang diizinkan untuk membaca Alquran raksasa ini, lantaran meskipun dengan ukuran teks atau huruf sebesar 100 cm x 165 cm banyak jemaah yang masih kesusahan.
"Disamping sudah mahir dalam Makhraj dan Tajwid, juga lantang suaranya, jadi tidak semua orang bisa membaca tapi semua bisa menyimak," katanya, Selasa (28/4/2023).
Seperti tadarus-tadarus pada umumnya, tadarus dengan Alquran sebesar 1,5 x 2 meter ini dilantunkan pula setelah menunaikan ibadah Sholat Tarawih. Untuk pembaca Alquran seberat kurang lebih 4 Kwintal ini dilantukan oleh 7 Qori yang salah satunya juga seorang Kufat atau Hafidz Alquran
"Jadi dari 7 qori Alquran Raksasa ini, 1 qori ngaji, 2 qori penggeblat atau bagian membalikkan halaman Alquran supaya tidak robek dan qori sisanya nyimak dengan tenang," tukas Iwan.
Iwan juga menambahkan jika setiap malamnya para Qori ini bisa menyelesaikan bacaan Alquran hingga 3 Juz, yang bahkan selesai tidak sampai tengah malam.
Baca Juga:3 Zodiak yang Tidak Pernah Kesulitan Bangun Pagi, Si Early Birds Sejati!
"Terkadang selama bulan Ramadan para Qori bisa mengkhatamkan Alquran tersebut sebanyak 2 kali," imbuhnya.
Selama ini, tadarus Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi dilaksanakan pada 1 hingga 27 Ramadan saja karena bertepatan dengan secara resminya Alquran raksasa ini diwakafkan kepada Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi yaitu 27 Ramadan 1431 Hijriyah atau Ahad, 5 September 2010.
Sejarah Alquran Raksasa
Alquran Raksasa ini ditulis tangan oleh Drs. H. Abdul Karim, yang bertempat tinggal di Dusun Kebunrejo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, yang merupakan salah seorang pensiunan Gura Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Genteng.
Al-Qur'an Raksasa yang berada di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi ini menjadi karya Alquran raksasanya ketiganya karena memang kecintaanya kepada seni Kaligrafi.
Ditulis pada Senin, 1 Februari 2010 dengan menghabiskan sebanyak 32 doz Spidol dengan 40 doz tinta Sementara untuk kertas didatangkan khusus dari Negeri Sakura Jepang.
Kurang lebih Mushaf raksasa tersebut dikerjakan selama 6 bulan. Dan selesai pada, Kamis, 26 Agustus 2010, dengan menghabiskan total anggaran dari Pemerintah Banyuwangi sebesar Rp 183.850.000.
Alquran raksasa tersebut kemudian diberikan kepada Masjid Agung Baiturrahman pada 27 Ramadan 1431 Hijriyah atau Ahad, 5 September 2010.