Beberapa waktu setelah Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas, belakangan mencuat kembali wasiat juru kunci Almarhum Mbah Marijan soal kemarahan gunung yang terletak di wilayah Jawa Tengah dan DIY tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya Gunung Merapi kembali mengalami erupsi besar, Sabtu (11/3/2023).
Akibat muntahan awan panas guguran tersebut sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang hingga Kebumen mengalami hujan abu vulkanik. Bahkan beberapa wilayah di Magelang sempat mengalami kondisi gelap gulita akibat terselimut debu vulkanik.
Belakangan di tengah Merapi yang kembali beraktivitas tinggi itu mencuat video singkat terkait wasiat Mbah Marijan soal kemarahan salah satu gunung teraktif di Indonesia itu.
Baca Juga:Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Sebanyak 6 Kali pada Minggu Pagi
Dalam video itu Mbah Marijan mengungkapkan bahwa untuk membuat Merapi tetap aman dan kondusif, jangan merusak lingkungan.
Yang dimaksud dirinya yakni mengeruk tambang pasir terlampau berlebih hingga akhirnya merusak lingkungan sekitar.
"Pantangannya Merapi supaya tidak marah, itu beckhoe jangan merusak Jogja, kalau butuh ya ambil tapi jangan sampai pasirnya keluar Jogja, kalau bisa jangan dikeruk beckhoe," ungkapnya seperti dikutip dari akun undercover.id, Minggu (12/3/2023).
Ia kemudian mengingatkan agar pemangku kebijakan di wilayah yang berbatasan dengan Gunung Merapi untuk sadar diri dan mau bersikap untuk menjaga lingkungan di lereng.
Sebab bila tidak peduli atau menghiraukan terutama penambangan masif di lereng, Merapi bisa marah, memberi pasir sekaligus awan panas.
Baca Juga:Gunung Merapi Erupsi, Hujan Abu Guyur Dua Desa di Boyolali
Empat bupati kalau bisa harus berpikir, kalau tidak mau berpikir akan diberi pasir termasuk awan panasnya karena merusak lingkungan," katanya.
"Benar itu, sudah jelas, itu kalau tetap membiarkan beckhoe itu mengeruk pasir di lereng merapi bakal merasakan akibatnya. Ini perintahnya Eyang Merapi," tegasnya.
Nyatanya wasiat Mbah Marijan itu nyaris senada dengan pernyataan Gubernur DIY Sri Sultan HB X beberapa waktu lalu.
Saat menanggapi aktivitas Gunung Merapi yang kembali meningkat, Sri Sultan HB X menyebut bahwa aktivitas itu sejatinya untuk menambal titik-titik yang dirusak akibat tambang.
"Merapi erupsi ya begitu saja, tidak meletus seperti dulu. Yang penting itu mengisi yang dirusak karena ditambang aja," terangnya.
Ia meyakini bahwa aktivitas Merapi itu akan berhenti dengan sendirinya. Walaupun itu membutuhkan waktu yang tak singkat.
"Nanti kalau lubangnya udah tertutup berhenti sendiri," tambahnya.