Suara Joglo - Dalam studi apapun tentang seks, posisi sangat mempengaruhi kepuasan saat bercinta dengan pasangan. Ada banyak posisi yang selama ini populer di kalangan masyarakat, salah satunya woman on top (WOT).
Dalam sebuah survei di Amerika Serikat, Superdrug Online Doctor bertanya kepada reponden sebanyak 1000 orang. Mereka menanyakan orang-orang tersebut yang berumur antara 18 dan 74 tahun.
Pertanyaan itu meliputi posisi kesukaan dan pertanyaan tentang apa yang membuat mereka bergairah. Hasilnya, para perempuan menjawab kalau posisi cowgirl (woman-on-top/perempuan berada di atas) sebagai posisi favorit dan paling enak.
Women-on-top tersebut mendapatkan ranking teratas dari 30 peserta. Selanjutnya, diikuti dengan posisi doggy style sebanyak 20 persen. Posisi missionary dipilih sebanyak 20 persen partisipan yang diikuti oleh posisi 69 sebanyak 13 persen.
Baca Juga:Pede Kalahkan Erick Thohir untuk Kursi PSSI 1, La Nyalla Klaim Sudah Pegang 44 Voters
Namun tahukah kalian, sebuah survei juga menyebutkan kalau WOT ini ternyata poisisi seks paling berbahaya dan tidak sehat. Hal ini dinyatakan oleh penelitian yang disusun oleh para ilmuwan Kanada.
Melansir dari Business Standard, posisi WOT malah berbahaya bagi pria. Posisi ini bisa menyebabkan fraktur penis atau patah tulang penis selama berhubungan seksual.
"Studi kami mendukung fakta bahwa hubungan seksual dengan woman on top adalah posisi seksual yang paling berisiko terkait dengan patah tulang penis," catat para peneliti.
Dilansir Telegraph, para peneliti mengamati tiga rumah sakit di Campinas, kota berpenduduk tiga juta orang di Brasil. Mereka menggunakan catatan rumah sakit dan dalam beberapa kasus mewawancarai pasien.
Minum Kopi Bisa Tingkatkan Stamina Seksual, Berikut Batas Konsumsi Per Hari Menurut Dokter Agar Tetap Kuat Berhubungan Intim
Baca Juga:Dua Orang Janda Kepergok Mengutil di Transmart Tambora, Kasus Berakhir Damai Dalih Kemanusiaan
Para peneliti mengamati pasien dengan diagnosis patah tulang penis selama periode 13 tahun. Studi ini juga telah dipublikasikan di jurnal Advances in Urology.
Setengah dari peserta dengan usia rata-rata 34 tahun melaporkan mendengar suara retak sebelum mengalami rasa sakit dan beberapa juga menderita pembengkakan pada penis saat melakukan hubungan seksual dengan posisi women on top.
"Hipotesis kami adalah bahwa ketika wanita berada di atas, dia biasanya mengontrol gerakan dengan seluruh berat tubuhnya mendarat di penis yang sedang ereksi, ini tidak dapat menghentikan kemungkinan penis mengalami penetrasi yang salah," catat penulis.
"Sebaliknya ketika pria mengontrol gerakan, dia memiliki peluang lebih baik untuk menghentikan energi penetrasi sebagai responsterhadap rasa sakit yang terkait dengan cedera," kata mereka.
Fraktur penis sendiri adalah kondisi klinis relatif tidak umum yang menyebabkan rasa takut dan malu pada pasien serta menghambat fungsi seksual.