Suara Joglo - Baru-baru ini beredar sejumlah nama-nama tokoh calon ketua umum PSSI. Nama-nama ini beredar setelah Komite Pemilihan PSSI menutup pendaftaran kemarin, Senin (16/01/2023).
Selain nama-nama calon ketua umum, beredar pula 17 nama calon wakil ketua umum, serta nama-nama calon anggota Exco PSSI. Nama-nama tersebut beredar luas di grup-grup WhatsApp (WA) wartawan.
Untuk calon ketua umum, sampai pendaftaran ditutup ada lima nama tokoh yang sudah masuk. Lima nama ini adalah: Erick Thohir, La Nyalla Matalitti, Arief Wicaksono, Doni Setiabudi dan Fary Djemi.
Untuk mengetahui siapa lima tokoh ini, berikut ini profil-profil mereka dikutip dari berbagai sumber:
Baca Juga:Costa Nostra, Mafioso Italia Paling Dicari Akhirnya Tertangkap
Erick Thohir
Sementara itu, Erick Thohir saat ini menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) jelang KLB nanti.
Erick sendiri, selain dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses juga dikenal sangat dekat dengan sepak bola. Bos PT Mahaka Media (Tbk) itu juga pernah mengelola klub sepak bola dan klub olahraga.
Erick Thohir merupakan pendiri sekaligus pemilik klub basket Satria Muda. Ia menjadi orang Asia pertama yang pernah memiliki Tim bola basket NBA ketika ia membeli saham Philadelphia.
Pada tahun 2012, Erick dan Levien menjadi pemilik saham mayoritas sebuah klub Major League Soccer, D.C. United. Kemudian Ia memasuki bisnis sepak bola. Ini dibuktikan dengan membeli salah satu klub elite Italia Internazionale Milan pada pada September 2013.
Baca Juga:10 Rekomendasi Anime Baru di Bilibili Bstation, Cocok Buat Pengusir Bosan
Massimo Moratti pada saat itu mengonfirmasi pembicaraan untuk penjualan saham mayoritas 70 persen kepada Erick. Pada tanggal 15 Oktober 2013 setelah melalui proses negosiasi panjang, Erick secara resmi menjadi pemegang saham mayoritas dengan memiliki saham klub sebesar 70.
Pada 15 November 2013, Erick dipercaya sebagai presiden klub Inter Milano menggantikan Moratti. Pada 2016, Ia melepas kepemilikan mayoritasnya di klub tersebut kepada perusahaan China, Suning Holdings Group Co. Dua tahun kemudian, jabatan presiden klub diserahkannya kepada Steven Zhang.
Di Indonesia, keluarga Erick Thohir juga banyak yang berkecimpung di dunia sepak bola. Pada 20 Agustus 2009, Ia pernah mengelola PT. Persib Bandung Bermartabat (PBB) didirikan sebagai badan hukum Maung Bandung dengan Erick sebagai pemegang saham mayoritas.
Di bahwa Erick, Persib meraih beberapa gelar juara, termasuk Indonesis Super League (ISL) 2014. Dia juga berperan dalam mendatangkan marquee player pada Liga 1 2017, yaitu Michael Essien dan Carlton Cole.
Tapi, setelah didaulat menjadi Menteri BUMN, Erick memutuskan mundur dari posisinya sebagai Wakil Komisaris Utama PT PBB. Persis Solo menjadi klub terbaru yang dikelola Erick.
Dalam komposisi kepemilikan saham Laskar Sambernyawa lewat PT Persis Solo Saestu (PSS), Erick hanya memiliki 20 persen dan Kaesang 40 persen. Sementara pengusaha lokal, Kevin Nugroho, mempunyai 30 persen saham dan 10 persen sisanya tetap menjadi milik 26 klub internal anggota Perserikatan SepakbolaIndonesia Solo (Persis).
Tapi, sebagai pejabat negara, Erick tidak turun langsung mengelola salah satu klub pendiri PSSI tersebut. Dalam struktur organisasi, Kaesang menduduki jabatan sebagai Direktur Utama. Sementara posisi Presiden Komisaris diisi Mahendra Agakhan Thohir. Aga merupakan anak laki-laki Erick.
La Nyalla Matalitti
Saat ini La Nyalla Matalitti menjabat sebagai Ketua DPD RI hasil dari Pemilu 2019. Selama ini, pemilik nama lengkap La Nyalla Mahmud Mattalitti itu dikenal sebagai salah satu pengusaha Indonesia.
Sebelumnya Ia pernah menjabat sebagai wakil ketua umum PSSI pada tahun 2013 hingga 2015. Saat itu La Nyalla terpilih melalui Kongres Luar Biasa/KLB (Extra Ordinary Congress) yang diprakarsai Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Minggu 18 Maret 2011.
Ia terlahir dengan nama lengkap La Nyalla Mahmud Mattalitti di Jakarta, 10 Mei 1959. La Nyalla merupakan salah satu tokoh yang aktif dalam berbagai organisasi.
Pria berdarah Bugis yang besar dan menghabiskan waktunya di Surabaya ini sebelumnya dikenal sebagai salah satu pengusaha dan tokoh populer di Jawa Timur. Dia pernah menjabat sebagai Ketua DPW Partai Patriot Jawa Timur, Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa timur, Wakil Ketua KONI Jawa Timur, Ketua Pengprov PSSI Jawa Timur, hingga Exco PSSI.
La Nyalla merupakan sosok yang memiliki komitmen tinggi, dan keberanian memperjuangkan independensi. Sebelum pemungutan suara, La Nyalla bahkan dengan tegas menyatakan dirinya anti diintervensi siapapun, termasuk orang-orang yang dikenal memiliki pengaruh kuat di sepakbola nasional.
Meskipun begitu, La Nyalla saat menjabat sebagai ketua umum Kadin Jawa Timur pernah terjerat kasus hukum penyimpangan dana hibah pemerintah provinsi Jawa Timur pada 2011 hingga 2014. La Nyalla ditetapkan sebagai tersangka pidana Korupsi dan dituntut 6 tahun penjara oleh jaksa.
Arif Putra Wicaksono
Arif Wicaksono selama ini dikenal sebagai salah satu pengusaha di Indonesia. Ia CEO Nine Sport, serta dikenal sebagai promotor event-event olahraga yang sudah cukup dikenal di Indonesia. Nine Sport misalnya, pernah membawa klub-klub elite Eropa seperti Ajax Amsterdam, AS Roma, Juventus, Sevilla hingga Hamburger SV untuk tampil di Indonesia.
Arif Putra Wicaksono sendiri juga pernah mencoba peruntungan dengan mencalonkan dirinya sebagai Bakal Calon Ketua Umum PSSI di periode 2016-2020 lalu. Sayang Ia dinyatakan tak layak dengan pertimbangan, saat itu dinilai kurang memenuhi syarat berkecimpung di sepak bola Indonesia sekurang-kurangnya lima tahun.
Setelah gagal di tahun 2016 karena kurangnya pengalaman, kini pada tahun 2019, Arif mengaku dirinya sudah lebih siap dan matang serta memenuhi syarat lima tahun di sepak bola Indonesia. Ia memiliki pengalaman segudang dalam menjalankan bisnis di bidang sepak bola, Arif Putra memiliki tiga program yang diusung dalam pencalonannya kali ini. Yaitu Club Licensing, Fans Management dan Video Assistant Referee (VAR).
Dilihat dari situs resmi ninesport.co.id, selama Arif Putra menjadi CEO, mereka sudah menjalin kerja sama dengan banyak klub elite Eropa, seperti Barcelona, Espanyol, KNVB (PSSI Belanda), AS Roma, Real Madrid, Chelsea dan sejumlah stasiun televisi swasta di Indonesia.
Doni Setiabudi
Doni Setiabudi merupakan CEO Bandung Premier League, sebuah kompetisi lokal yang ternyata sudah selangkah lebih maju dari Liga 1 2019. Mereka sudah menerapkan VAR di berbagai pertandingannya setiap musimnya. Berikut profil calon Waketum PSSI periode 2020-2024, yaitu Doni Setiabudi.
Nama Doni Setiabudi terdengar ke telinga para pecinta sepak bola Indonesia usai kompetisi yang berada di bawah naungannya, yakni Bandung Premier League mendadak menjadi viral karena menggunakan VAR.
Sebuah terobosan yang bahkan dilakukan oleh kompetisi amatir di Bandung, Jawa Barat. Banyak pecinta sepak bola Indonesia membandingkannya dengan Liga 1, di mana PSSI dan PT LIB sendiri masih belum menerapkan teknologi tersebut.
Bahkan Kemenpora sudah meminta PSSI untuk menerapkan VAR, khususnya untuk Liga 1. Pasalnya, penggunaan teknologi ini bertujuan untuk menghindari kecurigaan dari semua pihak, seperti yang sering terjadi di sepak bola Indonesia.
Doni Setiabudi juga sudah menyatakan ketersediaannya membantu PSSI untuk penerapan VAR di Liga 1. Tapi hingga kini belum ada langkah konkret atau ajakan langsung dari PSSI kepada CEO Bandung Premier League itu.
Fary Djemy Francis
Fary Djemy Francis merupakan Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mewakili Dapil Nusa Tenggara Timur II setelah memperoleh 48,351 suara. Sama seperti dengan periode 2009-2014 Fary kembali bertugas di Komisi V yang membidangi transportasi, pekerjaan umum, perumahan rakyat, desa dan pembangunan kawasan tertinggal.
Fary dipercaya menjadi Ketua Komisi V. Fary adalah mantan aktivis dan pegiat di lembaga swadaya masyarakat. Selain itu, Fary adalah mantan Direktur Increase sebuah lembaga riset dan pelatihan berbasis masyarakat di Kupang (2006-2009) dan sebagai konsultan dan tenaga ahli banyak membantu badan-badan donor internasional dalam proyek-proyeknya di lapangan antara lain untuk UNICEF, UNHCR, AUSAID, GTZ, JICA dan OXFAM. Sejak di bangku kuliah Fary adalah organisator di komunitas gereja dan kemahasiswaan.
Fary tentu memiliki banyak sekali pengalaman berorganisasi. Ia menjabat sebagai Sekretaris Umum Senat Universitas Timor Timur (1987-1989) dan Sekretaris BP Pemuda Kristen Hosana GKTT (1988-1992). Setelah lulus kuliah Fary semakin giat berorganisasi dan menjadi Ketua Persatuan Kristen antar Universitas (PERKANTAS) Provinsi Timor Timur (1991-1995).
Di 1995 Fary bergabung menjadi kader di organisasi sayap kepemudaan Partai Golkar, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KNPI Timor Timur Bidang Kaderisasi (1995-1999).
Karena akar jaringannya di komunitas gereja di 2007 Fary dipercaya menjadi Dewan Penasehat Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI, 2007-2012). Pada Pileg 2009 Fary mencalonkan diri menjadi calon legislatif mewakil Gerindra dan terpilih menjadi Anggota DPR-RI periode 2009-2014 dan duduk di Komisi V.
Karir politik Fary di Gerindra semakin menonjol dan diberikan tanggung jawab yang lebih besar untuk menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerindra Bidang Keuangan dan Moneter (2012-sekarang) dan menjadi Ketua DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (organisasi sayap kepetanian Gerindra).
Pada Pileg 2014 Fary kembali mencalonkan diri sebagai calon legislatif dan terpilih kembali menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 dan menjabat sebagai Ketua Komisi V.