Berpulangnya Ki Joko Bodo ternyata meninggalkan banyak misteri bagi anak-anaknya. Dua orang anaknya yang tinggal serumah, Sasti dan Refo berhasil menemukan sejumlah fakta mengenai sang ayah.
Hal itu terungkap setelah dirinya menemukan buku tebal, yang ternyata merupakan autobiografi Ki Joko Bodo. Buku tersebut berjudul Ki Joko Bodo Menemukan Kebenaran Hidup Paranormal Spektakuler.
“Tentang perjalanan hidupnya ayah, dari ayah kecil sampai punya anak segala macem, sampai dibangun Istana Wong Sinting ini,” tutur Refo, dikutip dari kanal YouTube Trans TV Official, Selasa (3/1/2023).
Buku yang diterbitkan pada tahun 2011 itu menceritakan lengkap mengenai penderitaan Ki Joko Bodo semasa kecil hingga makna relief-relief yang berada di istananya tersebut.
Baca Juga:Ramai Istrinya Galang Dana, Ini Sederet Bisnis Indra Bekti yang Jadi Sorotan Warganet
“Satu yang kita baru tahu, itu salah satu patung di situ, ternyata, yang mirip dengan ibuku itu adalah patung penggambaran sosok ibu aku,” ujar Sasti.
Tak sampai di situ, Sasti dan Refo juga mengungkapkan, ternyata dalam buku tersebut dijelaskan bahwa mereka memiliki beberapa saudara kandung yang selama ini tak diketahuinya.
“Lahirnya tahunnya sama (dengan Sasti), baru ketemu kemarin. Ini kembaran ya, bingung banget, soalnya sama tahun lahirnya, namanya juga sama,” ucap Sasti.
Refo yang mengungkapkan segala kepedihan sosok Ki Joko Bodo yang telah yatim sejak dalam kandungan pun tak kuasa menahan tangis.
“Aku seorang yatim yang hatinya tercabik-cabik,” salah satu kalimat Ki Joko Bodo dalam buku autobiografinya yang mampu membuat anaknya lebih memahami sosok ayahnya.
Baca Juga:Tinggal Nomaden di Gerobak Selama Diculik, Iwan Ajak Malika jadi Pemulung
“Kalau ngomongin ayah tuh kayak nggak bakal ada habisnya gitu loh. Walaupun masih sedih, tapi kan di satu sisi aku bangga gitu,” ungkap Refo.
Lebih lanjut, Refo mengaku bahwa dirinya hingga sepeninggal ayahnya tak mengetahui makna relief di dinding rumah Ki Joko Bodo itu adalah perjalanan hidupnya.
Dari buku tersebut, Refo menyebut bahwa dirinya lebih bisa menerima sosok ayahnya yang sukar ditebak. Mereka menganggap bahwa pemikiran ayahnya acap kali berbeda dengan manusia pada umumnya.
“Nyesel sih, kenapa baru tahu buku ini sebagus ini tuh sekarang. Kenapa pas ayah masih ada belum tahu gitu. Ya mungkin aku akan lebih nanya soal ayah gitu, lebih tau perjuangan ayah buat dapetin, buat ngebangun rumah ini, survive dengan hidupnya,” ungkap Refo.